TITIK KOMA

TITIK KOMA

. , ? ! –


Silahkan kerutkan wajah anda saat ini, karena salah satu tujuan saya adalah membuat anda banyak bertanya. Apakah hal tersebut baik untuk anda? Silahkan anda nilai sendiri!
Baik sahabat, manusia berdiri sebagai sebuah entitas diri pribadi dan peran sosialnya tidak dapat dipisahkan secara spartan, mengapa demikian? Karena sungguh dalam kehidupannya secara pribadi manusia selalu bersinggungan dengan faktor eksternal dirinya. Lantas, pertanyaannya adalah manakah sebaiknya yang menjadi prioritas?
Ada baiknya saya sarankan kepada pembaca yang budiman, terlebih dahulu menengadahkan kepala dan memandang langit kemudian temukan objek terjauh apa yang mampu sahabat lihat? Kemudian, tundukkan muka kemudian pandanglah jauh kebawah. Temukan sebuah objek terdalam apa yang mampu sahabat temukan?
Pertanyaanya, mengapa harus dimulai dari hal tersebut?
  Apa yang kita lihat diatas sana, tak lebih jauh lagi selain hamparan langit yang menyelimuti bumi, matahati di siang hari, bulan yang bercahaya di malam hari atau bahkan hanya burung - burung yang beterbangan di angkasa. Jawaban itu akan sangat beragam, karena sangat dipengaruhi kemampuan indra kita yang berbeda. Tapi satu hal yang pasti kita sama - sama sepakat adalah semua objek tersebut sudah kita kenal sebagai bahasa universal. 
Mari kita lanjutkan sahabat. Pernahkah anda mendengar adanya langit yang berlapis - lapis? Susunan planet - planet yang saling mengorbit? Satelit - satelit yang mengitari planet - planetnya? Galaxy alam semesta yang tak terhitung di alam semesta ini? Atau singgasana Tuhan yang tak terdefinisikan di otak kita?
Sahabat, apakah yang anda temukan dibawah sana, mungkin hamparan tanah, struktur bebatuan, akar - akar tanaman, air yang tergenang, hewan - hewan yang bergerak atau bahkan sampah - sampah yang berserakan. Sama halnya dengan apa yang anda lihat saat menengadah, itulah objek pengenalan indra kita.
Apakah anda merasa cukup dengan semua hal diatas? Kembali saya bertanya, apakah anda pernah mendengar banyaknya hewan atau individu yang hidup didalam tanah? Batuan emas permata yang dikandung bumi ini? Jutaan kubik magma yang berada diperut bumi? Atau bahkan jutaan mayat yang telah ditelan bumi?
Kembali saya sarankan satu hal kepada pembaca yang budiman. Segera seduh secangkir kopi atau teh untuk menemani anda membuka alam imajiner.
Sahabat, ijinkan saya mengajak kita sekalian untuk memahami kemudian mencoba menjawab satu - satu pertanyaan yang menggeliat dalam benak kita semua. Realitas dibatasi oleh indra kita untuk memaknai, berbeda dengan cara pandang yang domainnya ada pada pengetahuan dan tingkat imajinasi kita masing - masing. Sebagai contoh saat kita melihat ada orang yang serta merta menghampiri seorang pengemis kemudian mengambil uang dalam sakunya kemudian memberikannya. Secara lahiriah, kita mungkin sepakat si pemberi adalah seorang dermawan. Tapi melalui cara pandang manusia akan dapat menemukan variable - variable yang berbeda. Bisa saja satu orang berpendapat memberikan uang kepada pengemis merupakan tindakan yang kurang bijak, karena akan mendidik manusia menjadi malas, mungkin juga satu yang lainnya berpendapat si pemberi sedang tebar pesona karena memiliki pamrih tertentu, mungkin juga ada yang berkata pantaslah dia memberi karena memang dia orang yang peduli dengan yang lain, dan berbagai alasan lain.
Baik, kini anda mulai merasa ragu dan bertanya, apa korelasi judul dengan isi paragrap awal pada tulisan saya atau mungkin paragrap berikutnya? Pertanyaan tersebut yang akan membuat anda semakin yakin menyelesaikan membaca tulisan ini sampai selesai. 
Mari kita lanjutkan…
Ayo, saya ajak sahabat semua skrol tulisan saya dari awal, mulai dari judul yang merupakan beberapa tanda baca. Cermati apakah tanda baca yang saya tuliskan berada pada posisi yang tepat dan memiliki fungsi yang tepat?
Seringkali kita lupa sebagai manusia kita terlahir berbeda, menjalani hidup dengan cara yang berbeda, tumbuh pada lingkungan yang berbeda, memiliki pengalaman yang berbeda, tekanan hidup berbeda, dan segala macam perbedaan lain yang ada. Semua itu membentuk kita menjadi pribadi yang benar – benar original jika kita mampu memahaminya. 
Lantas, apa pentingnya kita mengenal diri sejati kita?
Nilai atau value yang akan menuntun kita berada pada posisi dan fungsi yang sesuai, tak berbeda seperti tanda baca diatas. Manusia akan secara otomatis berada pada posisi dan fungsi yang sesuai dengan yang dimilikinya. Kecuali, pada manusia yang belum menemukan kesejatiannya.
Pada akhirnya ijinkan saya mengajak pembaca sekalian untuk bangun dan bangkit dari setiap tekanan. Entah anda seorang “.”, “,”, “?”, “!”, “-“, dan lain sebagainya. Ingat, anda memiliki nilai.(mo)
Semoga bermanfaat…
Bang Soerya

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0